Malam telah berlalu, pagi telah datang. Cahaya matahari yang
menembus jendela kamar, menunjukkan teriknya pagi. Indahnya kota Seoul di pagi
hari, dengan udara yang sejuk dan
pohon yang rindang.
" Hari ini merupakan hari pertama sekolah di Youngkwon, huh....",
kata Haera yang masih berbaring di kasurnya.
Haera harus pindah sekolah karena ayahnya ditugaskan untuk bekerja di kota Seoul.
Sebelumnya Haera bersekolah di Hundong School yang terletak di Busan.
Waktu
sudah menandakan jam 6 pagi, Haera harus siap - siap untuk pergi ke sekolah.
Pukul 6.30, Ia sudah rapi dengan seragamnya.
" Aku sangat takut karena hari ini merupakan hari pertama sekolah ", kata Haera di depan cermin
kamarnya. " Jangan takut Haera-ya, semangat !!", ucap Haera menyakinkan
dirinya.
Sebelum sekolah, Haera sarapan terlebih dahulu dengan roti dan susu yang telah
siapkan oleh ibunya.
" Hari ini merupakan hari pertama kamu sekolah, bersikaplah yang baik
dengan teman - temanmu dan ikuti apa yang dikatakan guru", kata ayah.
" Iya ayah ",balas Haera
sambil mengunyah rotinya.
Waktu sudah menandakan jam 7, saatnya Haera untuk berangkat
ke sekolah. Jarak dari sekolah dan rumahnya tidak begitu jauh. Jadi Haera hanya
berjalan kaki untuk pergi ke sekolahnya.
Pukul 7.30, Kelas
10.A SMA
“ Pagi ini kita
kedatangan murid baru merupakan pindahan dari sekolah Busan “, ucap guru. Tanpa
basa basi, Haera langsung memperkenalkan dirinya.
“ Nama saya Haera
dan saya pindahan dari Hundong School “, ucap Haera.
“ Silakan duduk
di kursi yang kosong “, kata guru
“ Iya, bu “, ucap Haera.
Pelajaran pertama
yang ia ikuti dalah pelajaran Matematika yang merupakan pelajaran kesukaannya.
Ia dapat mengikuti pelajaran dari awal hingga selesai.
Pukul 10.00,
istirahat telah tiba.
Tiba – tiba ada
seorang murid datang dengan ekspresi yang sangat girang. “ Hai anak baru , perkenalkan nama saya yura
“ ucap gadis cantik tersebut.
“ Hai juga, nama
saya Haera “ ,jawab Haera.
“ Ke kantin
bareng yuk “, ucap Yura.
“ Baiklah “, kata Haera dengan senyuman kecilnya.
Pada saat di kantin,
Yura bertanya “ Kamu ambil excul apa ? “, tanya Yura sambil mengambil kentang
gorengnya.
“ Saya ambil ekskul jurnalistik “ , jawab
Haera sambil mengunyah makanannya.
“ Wahh, kita sama dong yeyyy “ , balas Yura.
“ Oww oke “,
jawab Haera.
“ Ruang jurnalistiknya
ada di lantai 4 sebelah ruang musik “ ucap Yura.
“ Oke- oke ” kata
Haera.
Setelah
istirahat, Yura masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran selanjutnya .
Jam sudah
menandakan pukul 16.00 saatnya Haera untuk pulang ke rumah dan beristirahat.
Keesokan harinya,
Haera mendapatkan tugas dari ekskulnya untuk mewawancari salah satu atlet kebanggaan
sekolahnya yang bernama Joon. Ia siswa kelas 10 B yang beda kelas dengan Haera
karena Haera berada di kelas 10 A.
Joon merupakan
atlet baseball , dengan postur tubuh yang tinggi dan wajahnya yang tampan
membuat Joon banyak disukai oleh para cewek – cewek di sekolah.
Di kelas saat jam
pelajaran Ryan Seonsaengnim.
Tiba – tiba Yura
datang ke meja Haerah.
“ Haera, pulang sekolah kamu wawancara Joon ya,
pertanyaannya sudah disiapkan jadi kamu tinggal tanya – tanya aja atau nggak
suruh dia isi aja “, ucap Yura dengan panjang.
“ Okay “ jawab
Haera.
“ Yura kenapa
cewek – cewek disini suka banget sama dia, kemarin pas gw pulang sekolah gw
sempet denger cewek - cewel di kelas sebelah lagi omongin sih Joon.“, tanya Haera.
“ Karena wajahnya lha yang ganteng terus
dadanya juga bidang banget, tapi sayangnya dia jutek “ ucap Yura.
“ Jutek ??? Kalau diwawancara, dia nolak gimana ? “, tanya Haera dengan heran.
“ Sebenarnya sih
tim jurnal udah berusaha tuk wawancara dia, cuman dianya gak mau hehehe. Makanya
gw suruh elu hehehe “, ujar Yura dengan muka yang sedih.
“ Ya udahlah
namanya juga anak baru “, balas Haera.
“ Justru itu
karena lu anak baru, siapa tau dia mau diwawancara “, ucap Yura dengan cuek namun
penuh harapan
juga.
Dengan
berjalannya waktu, pukul 16.00 telah tiba. Saatnya Haera wawancara si cowo
jutek. Dengan rasa takut Haera berjalan
menuju lapangan base ball. Dari luar lapangan, udah ada suara para cewek yang
berteriak, “ Semangat joon “ yang membuat telinga Haera sakit karena suaranya
yang sangat cempreng. Ketika Joon ke
pinggir lapangan untuk beristirahat, tanpa berpikir panjang Haera langsung
menghampirinya dengan jantung yang sangat berdebar- debar.
“ Permisi, nama
saya Haera saya dari kelas 10 A, saya di suruh untuk wawancaran kamu “ ucap Haera.
“ Lu dari eksul jurnal ya, gw gak pernah liat
lu, lu anak baru ?”, tanya Joon.
“ Iya “, ucap Haera dengan malu - malu.
“ Gw gk mw di wawancara karena gak penting “,
balas Joon dengan tajam.
“ Ayolahhh, pertanyaannya cuman dikit,
pertanyaanya gw bacain ntar lu tinggal jawab “, ucap Haera.
“ GAK MAU “, ucap
Joon dengan pernyataan yang singkat.
“ Ayo lahhh
bentar doang “, ucap Haera yang terus memohon.
Joon yang kesal bangun berdiri berkata, “ Gw
udah bilang gak mw, ya gk usah dipaksa “
Lalu dengan tiba-
tiba sebuah bola baseball meluncur menuju kepala Haera, dengan spontan Joon
yang melihat hal tersebut menangkap bola tersebut. Namun sayangnya, bola
tersebut justru membuat tangan Joon terluka dan kesakitan sehingga tangan Joon
menjadi leba.
“ Lu nggak
kenapa- napa kan ?”, tanya Haera dengan muka panik dan dengan kasar mengecek
tangan
Joon. “Aigoo, tangan lu biru
banget”, ucap Haera lagi dengan muka yang bersalah.
“Apaan sih !? Lu
harus bayar budi buat tangan gw yang biru ini”, kata Joon menepis tangan Haera
dengan kesal.
“Yahh, terus
wawancaranya gimana?” , tanya Haera dengan muka yang bingung.
“ Gak bisa lha,
lu gak liat kondisi tangan gw, sekarang ikut gw ke UKS “, jawab Joon langsung
berjalan dan Haerapun mengikuti Joon.
Di tengah
perjalanan, Joon bertemu dengan coach.
“ Kamu mau kemana
? “, tanya coach .
“ Mau ke UKS coach karena tangan saya terluka “,
jawab Joon.
“ Kok bisa kayak
gini ? kamu bentar lagi ikut kejuaraan
loh, ini semua gara – gara siapa ? “ tanya
Coach dengan ekspresi penasaran.
“ Cewek di
sebelah saya yang membuat tangan saya seperti ini “, jawab Joon dengan muka
santai.
“ Kamu gimana
sih, kok bisa kayak gini ? jadinya Joon gak bisa ikut kejuaraan “ ucap Coach dengan kesal.
“ Maaf Coach, tadi Joon menyelamatkan saya dari
bola yang meluncur ke arah saya “ , balas Haera dengan rasa bersalah.
“ Kamu harus
banyak istirahat Joon biar bisa ikut kejuaraan selanjutnya. Kalau masalah
Kejuaraan
yang akan diadakan dibulan depan, coach akan bicarakan dengan pemain
baseball agar bisa gantiin kamu “, jawab coach.
“ Baik Coach dan terima kasih banyak “, ucap
Joon.
Pada saat di Uks,
Joon langsung ditangani oleh Dr. Seokjin
yang ada di UKS tersebut. Setelah selesai ditangani, Haera langsung meminta maaf kepada Joon. Untuk membalas
kesalahannya, Joon meminta Haera untuk menjadi asisten pribadinya Joon selama 1
bulan dan mau tidak mau Haerah harus mengikuti keinginannya Joon.
Balik pada Haera
anak – anak jurnalistikpun kecewa dengan perlakuan Haera yang membuat nama
jurnalistik menjadi buruk. Yura juga tidak mau berbicara dengan Haera.
Selama 1 bulan, setiap hari Haera harus
mencatat tugas – tugas Joon, membantu mengerjakan pr, mengajari Joon tentang
materi di sekolah, menemani Joon makan,
dan membawakan tasnya. Tetapi ada
sesuatu perasaan yang mengganjal pada Joon setiap kali mereka bertatapan atau
bersentuhan.
Namun, murid- murid tidak
menyukai kedekatan mereka. Pada suatu saat, Haera mendengar para murid
perempuan bergosip,
“ Kok bisa Joon
dekat dengan cewek biasa, ya pintar sih, tapi nggak sebanding banget sama Joon Oppa, ish.. dasar tuh cewek ganggu
banget”, ucap Jaemi sambil mengoleskan lipbalm
di bibirnya.
“ Iya, lu bener
banget, kenapa sih dia jadi penghalang?”.
“ Dasar cewek
kampungan! Beruntung dapat beasiswa, tapi masih aja berani macam-macam dengan
kita”.
Ada juga yang
berkata...
“ Lihat aja nanti
apa yang bakal gue perbuat sama tuh cewek”
“ Emang lu mau
apain dia ?”
“ Tuh cewek malu-
maluin nama fans Joon, dan gue akan buat dia lebih malu lagi”
Suatu hari, mereka
sedang berjalan kaki menuju Toko Buku
yang dekat dengan sekolahan dan tiba-tiba hujan turun, dengan spontan Joon
menutupi Haera dengan jaketnya . Di saat itulah, Joon tidak bisa menyangkal
bahwa ia memiliki perasaan suka kepada Haera.
Merekapun lari menuju toko buku
yang sudah hampir sampai. Setelah dari toko buku, Joon mengantar Haera pulang.
Keesokan harinya,
pada saat pulang sekolah Joon tidak sengaja melihat Haera didorong oleh para
murid perempuan yang sepertinya fans Joon.
“ Hey, kalian
ngapain?” tanya Joon.
“ Kami hanya
membantu Haera yang terjatuh “, jawab salah satu cewek yang menyukai Joon.
“ Emang gw gak
liat kejadiannya, lu semua dorong Haera sampai dia terjatuh. Gila ya lu semua,
beraninya nyakitin orang. Kalian semua cuman cantik doang, tapi gak punya hati dan
ingat ya kalau kalian berani sakitin Haera lagi, liat aja akibatnya “, balas
Joon dengan ekspresi kesal.
Lalu para
perempuan tersebut terdiam, lalu Joon
menarik tangan Haera dan mereka berdua pergi meninggalkan mereka.
Pada saat itu,
Joon yang mengantar Haera pulang. Sesampainya di rumah Haera.
“ Kenapa lu marah
sama cewek – cewek tadi ? “, tanya Haera dengan penuh penasaran.
“ Ya nggak apa –
apa “, balas Joon.
“ Haera “,
panggil Joon.
“ Apa ? “ , balas
Haera.
“ Sebenernya gw
suka sama lu dari awal kita ketemu “, Jawab Joon.
“ Hahaha, jangan
bercanda lu, gak mungkin lu suka sama gw karena dunia kita berbeda. Lu orang
kaya dan anak populer disekolah ini sedangkan gw anak dari keluarga tidak kaya
dan gw gak secantik fans – fans lu di sekolah “, balas Haera.
“ Gw gak mandang
itu, gw liat dari hati lu yang tulus dan mau bantu gw selama 1 bulan. Selain
itu, lu juga pinter, jarang ada cewek yang
pinter dan rajin di sekolah ini “, ucap Joon.
“ Gw tulus karena
gw bantu lu dengan iklas “, balas Haera.
“ Hmm,, Sekarang
lu mau gak jadi pacar gw ? “, tanya Joon sambil memegang tangan Haera.
“ Sebenernya,
setiap kali gw ketemu lu gw selalu dag dig dug, kalau ke cowo lain sih enggak
“, jawab Haera sambil tersenyum .
“ Berarti mau
dong, yesss “, ucap Joon.
“ Ya gitu deh “,
jawab Haera dengan seyuman yang manisnya.
Akhirnya mereka
berdua berpacaran dan mereka tidak mementingkan omongan para murid di
sekolahnya. Walaupun mereka berbeda, itu bukan penghalang bagi Haera dan Joon
untuk menjalin sebuah hubungan.